Penyebab Kegagalan Gerakan Islam
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara berpenduduk Islam terbesar di dunia dengan pengaruh kejayaan kerajaan Islam lampau yang masih sangat membekas dalam ingatan masyarakatnya, hal ini memicu adanya sejumlah gerakan revivalis Islam transnasional yang bahkan sebagiannya telah membesar sampai ke pelosok-pelosok di nusantara, dimana munculnya gerakan tersebut disertai akan dampak terhadap masyarakat secara positif dan negatif bahkan dapat menyesatkan atau memecah belah islam itu sendiri. Maka untuk itulah tulisan ini sengaja akan mencoba membedah secara ringkas konsep gerakan Islam di mulai dari landasan, metode merubah masyarakatnya dan faktor-faktor yang melatar belakangi kegagalan gerakan tersebut, sehingga nantinya kita tidak salah dalam menentukan kutlah (kelompok) mana yang akan diikuti.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud gerakan islam?
1.2.2 Apa target yang diinginkan oleh gerakan islam?
1.2.3 Bagaimana cara memperoleh target dalam gerakan islam?
1.2.4 Penyebab gerakan islam mengalami kegagalan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Gerakan (Islam)[1]
Latar belakang terbentuknya gerakan Islam adalah demi memenuhi seruan Allah SWT di dalam Al-Qur’an, yaitu:
“Dan hendaklah ada segolongan diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS Ali Imran: 104)
Secara garis besar gerakan adalah sekelompok atau suatu kumpulan orang yang mempunyai suatu target tertentu, mereka berusaha bergerak serta berupaya untuk mencapainya.
Dengan demikian sebuah kelompok dapat disebut sebagai sebuah gerakan apabila.
1. Mempunyai landasan tertentu.
2. Mempunyai tujuan atau target yang telah ditetapkan.
3. Mempunyai metode untuk meraih target.
Syarat-syarat diatas adalah umum bagi setiap kelompok atau gerakan, masing-masing dari gerakan atau kelompok yang dibentuk pasti memiliki ciri-ciri tersebut. Sebagai contoh sebuah gerakan sosial seperti Panti Asuhan akan mempunyai landasan tersendiri, dengan target membantu anak yatim piatu dan anak-anak dari keluarga tidak mampu dengan metode tertentu yang telah dirumuskan, misalnya dengan mencari sumbangan atau sponsor yang dapat mendompleng dana.
Demikian pula dalam kasus yang lebih spesifik seperti gerakan mahasiswa, sebenarnya tidak ada perbedaan di dalam bentuk perumusan baik itu menyangkut landasan, target dan metode antara gerakan mahasiswa atau non mahasiswa. Namun terdapat beberapa ciri khusus apabila gerakan tersebut mengatasnamakan gerakan Islam, yaitu:
1. Terdiri dari orang-orang Islam.
2. Menggunakan Islam sebagai landasan dalam merumuskan target dan metode.
3. Mempunyai target terlaksananya syariat Islam.
4. Mempunyai metode yang sesuai dengan Islam, yaitu harus mengikuti langkah-langkah yang pernah ditempuh oleh Rasullullah SAW dalam berdakwah untuk menegakkan Islam di muka bumi.
2.2 Target dari Gerakan Islam[2]
Munculnya sebuah gerakan Islam sangat dilatarbelakangi oleh kondisi dimana dia berada, tidak mungkin sebuah gerakan muncul secara tiba-tiba tanpa sebuah faktor yang menginginkan dia ada. sebuah kelompok gerakan merupakan bentuk kerja besar bagi perubahan yang akan diterapkan pada masyarakat dimana ia terbentuk. Untuk itu terdapat tiga kategori gerakan Islam berdasarkan kemampuannya dalam menganalisa masyarakat :
1. Gerakan yang memperhatikan kepentingan individu.
Target semacam ini banyak dianut oleh perkumpulan tarekat dan sufi, bagi kelompok ini kemenangan dan keselamatan di akhirat adalah target utamanya. Dari sinilah mereka mulai melakukan aktifitas-aktifitas rohani untuk mencapai target tersebut, salah satunya dengan ber-uzlah atau mengasingkan diri dari masyarakat.
2. Gerakan yang berkonsentrasi pada perbaikan aqidah dan akhlak individu.
Gerakan yang mempunyai target seperti ini sebenarnya menginginkan untuk memperbaiki masyarakat. Gerakan ini berpendapat bahwa masyarakat adalah kumpulan individu yang didalamnya terjadi interaksi. Dengan demikian baik buruk suatu masyarakat akan sangat ditentukan oleh baik buruknya individu yang membentuk masyarakat tersebut. Atas dasar pandangan ini, gerakan tersebut menjadikan individu sebagai dasar utama untuk perubahan masyarakat.
3. Gerakan dengan target memperbaiki masyarakat.
Gerakan ini berpandangan bahwa masyarakat adalah suatu kumpulan individu yang didalamnya terdapat suatu interaksi. Di dalam interaksi itu terdapat suatu aturan yang sama yang mengaturnya, mereka juga disatukan oleh perasaan dan pemikiran yang sama terhadap suatu nilai ukur tentang kemaslahatan dan kemudharatan. Rusaknya masyarakat dapat terlihat dari interaksi yang terjadi di dalam masyarakat tersebut. Hal ini juga mengindikasikan rusaknya perasaan, pemikiran serta peraturan yang mengatur interaksi tersebut sehingga merubah cara pandang terhadap hal yang dianggap maslahat atau mudharat. Untuk itu dalam memperbaiki masyarakat haruslah diperbaiki perasaan, pemikiran serta peraturan yang mengatur interaksi tersebut.
Dari ketiga kategori gerakan tersebut, manakah yang paling shahih dalam pandangan Islam? Dalam surat Ali Imran ayat 104, Allah SWT telah menyebutkan bahwa aktifitas suatu jamaah seharusnya adalah amar ma’ruf nahi mungkar. Kemungkaran yang terbesar saat ini adalah tidak dilaksanakannya hukum Islam secara kaffah, dan kekaffahan hukum Islam hanya dapat diwujudkan dengan adanya institusi Negara yang menjalankan dan melindungi penerapan Syariat Islam. Dengan demikian keberadaan Kelompok yang berusaha mewujudkan pemerintahan Islam itu wajib sebagaimana wajibnya Pemerintahan Islam.
2.3 Metode untuk Meraih Target[3]
Sebagaimana mulianya keinginan untuk melakukan perubahan pada masyarakat, maka jalan yang ditempuh pun harus merupakan jalan yang pernah dicontohkan oleh Rasullullah (manhaj rasul) sebagaimana ketika beliau dan para sahabat membangun masyarakat Islam. Dengan demikian metode ataupun strategi yang harus dilakukan meliputi:
1. Tahap Pembinaan dan Pengkaderan (Marhalah Tatsqif)
Tahapan ini beliau lakukan secara tersembunyi (siriyyah), mengingat pada saat itu Makkah dikuasai oleh kaum kafir musyrik yang belum siap menerima dakwah. Tahapan ini dimulai sejak beliau SAW diutus menjadi Rasul setelah Firman Allah SWT:
“ Hai orang yang berkemul (berselimut), Bangunlah, lalu berilah peringatan!”
(QS Al Muddatstsir: 1-2)
2. Tahap Interaksi dengan Masyarakat (Marhalah Tafaul wal kiffah)
Tahapan ini dilakukan setelah tahap pengkaderan, secara garis besar dibagi 2:
A. Shiraul Fikri (Pertarungan Pemikiran)
Adalah menjelaskan kepada masyarakat bahwa sistem yang ada saat ini tidak sesuai dengan Islam, hal ini dilakukan dengan mengungkapkan kelemahan, kerusakan dan kepalsuan dari sistem kufur tersebut dan berusaha memberikan pemikiran Islam yang jernih sebagai gantinya.
B. Kiffah As Siyasi (Perjuangan Politik)
Melakukan kritik terhadap kebijakan penguasa yang tidak sesuai dengan Islam, tidak membela kemaslahatan kaum muslimin serta membongkar berbagai makar yang akan menghalang-halangi tegaknya Islam kembali, baik antara pemimpin maupun dengan Negara lain. Dengan begitu rakyat mengetahui dengan jelas hakikat para penguasa mereka.
3. Tahap Penerapan Syariat Islam (Tathbiq Al Ahkaam Al Islam)
Ditandai dengan berdirinya Daulah Islamiyah di Madinah, yang berfungsi sebagai pelaksana hukum Islam dan sebagai pengemban risalah Islam ke seluruh penjuru dunia melaui dakwah dan jihad.
2.4 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan Gerakan Islam[4]
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan gerakan Islam dalam membangkitkan umat, hal ini didasarkan pada kenyataan:
1. Gerakan-gerakan tersebut berdiri diatas fikrah (pemikiran) yang masih umum tanpa batasan yang jelas, sehingga muncul kekaburan atau pembiasan. Lebih dari itu fikrah tersebut tidak cemerlang, tidak jernih, dan tidak murni.
2. Gerakan-gerakan tersebut tidak mengetahui thariqah (metode) bagi penerapan fikrahnya. Bahkan fikrahnya diterapkan dengan cara-cara yang menunjukkan ketidaksiapan gerakan tersebut. Lebih dari itu, metode (thariqah) gerakan-gerakan tersebut telah diliputi kekaburan dan ketidakjelasan.
3. Gerakan-gerakan tersebut bertumpu pada orang-orang yang belum sepenuhnya mempunyai kesadaran dan niat yang benar, bahkan mereka hanyalah orang-orang yang berbekal keinginan dan semangat saja.
4. Orang-orang yang menjalankan tugas gerakan-gerakan tersebut tidak mempunyai ikatan yang benar. Ikatan yang ada hanya struktur organisasi itu sendiri, disertai dengan sejumlah deskripsi mengenai tugas-tugas organisasi, dan sejumlah slogan-slogan organisasi.
Gerakan Islam mulai sekarang harus menunjukkan jati dirinya sebagai kekuatan yang layak diperhitungkan, bukan hanya sekedar protes-protes yang bersifat emosional namun juga memiliki konsep mumpuni. Semoga harapan akan perubahan ke arah yang lebih baik tidak hanya berhenti sebagai slogan yang tanpa makna.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa gerakan islam adalah sekelompok atau suatu kumpulan orang yang mempunyai suatu target tertentu, mereka berusaha bergerak serta berupaya untuk mencapainya dalam bingkai keislaman. Dimana suatu gerakan tersebut berada dengan tujuan mengharap ridho dari sang ilahi yakni dengan menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam pelaksanaanya menggunankan beberapa metode seperti contoh yakni basis pengkaderan, interaksi dengan masyarakat dan penerapan syariat-syariat dalam islam. Namun hal demikian tidaklah mudah dalam pencapaian suatu tujuan karena ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu kegagalan yakni salah satu diantaranya adalah Orang-orang yang menjalankan tugas gerakan-gerakan tersebut tidak mempunyai ikatan yang benar. Ikatan yang ada hanya struktur organisasi itu sendiri, disertai dengan sejumlah deskripsi mengenai tugas-tugas organisasi, dan sejumlah slogan-slogan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Lihat, Materi Dasar Islam, BKIM IPB Press, 2004.
Lihat, Soal-Jawab Seputar Gerakan Islam, karya Abdurrahman Muhammad Khalid, Penerbit Al-Islam Press, 2003.
Lihat, Diskursus Islam Politik dan Spiritual, karya Hafidz Abdurrahman, Penerbit Al-Azhar Press, 2004.
Lihat, Politik Partai, Strategi Baru Perjuangan Partai Politik Islam, Karya Muhammad Hawari, Penerbit Al-Azhar Press, 2007
[1] Lihat, Materi Dasar Islam, BKIM IPB Press, 2004.
[2] Lihat, Soal-Jawab Seputar Gerakan Islam, karya Abdurrahman Muhammad Khalid, Penerbit Al-Islam Press, 2003.
[3] Lihat, Diskursus Islam Politik dan Spiritual, karya Hafidz Abdurrahman, Penerbit Al-Azhar Press, 2004.
[4] Lihat, Politik Partai, Strategi Baru Perjuangan Partai Politik Islam, Karya Muhammad Hawari, Penerbit Al-Azhar Press, 2007
0 komentar:
Posting Komentar