BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sebuah
pendekatan atau metode ilmiah, baik ada atau tidak ada dalam penelitian. Tentu
tidak terlepas dari kebaikan dan kelemahan, kerugian dan keuntungan. Untuk itu
dibutuhkan sebuah pertimbangan yang lebih baik dan yang lebih tepat yang perlu
dipahami dari masing-masing pendekatan. Setelah memahami berbagai jenis macam
penelitian yang ditinjau dari beberapa aspek. Selanjutnya dalam makalah ini
akan dipaparkan penjelasan tentang penelitian kualitatif dan kuantitatif serta
perbedaan dan persamaannya.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Jelaskan penelitian kualitatif dan kuantitatif?
1.2.2
Sebutkan perbedaan dan persamaan diantara keduanya?
BAB II
PEMBAHASAN
2.3
Pengertian Penelitian Kulitatif dan Kuantitatif
2.3.1
Penelitian Kulitatif
Penelitian kulitatif biasa dilawankan dengan
penelitian kuantitatif dengan alasan
bahwa dalam kegiatan ini peneliti tidak
menggunakan angka dalam pengumpulan data
dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasilnya. (Suharsimi Ari Kunto.2002,10)
Namun demikian tidak berarti penelitian kulitatif sama
sekali tidak diperbolehkan menggunakan angka. Yang tidak tepat adalah apabila
dalam mengumpulkan data dan penafsirannya menggunakan rumus-rumus statistik.
Ciri-ciri penelitian kualitatif yaitu latar ilmiah (natural
setting), manusia sebagai alat (insturmen), analisis data secara induktif, teori
dari dasar (grounded theory), deskriftif, lebih mementingkan proses daripada hasil,
adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan
data, desain yang berifat sementara dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati
bersama (Dr. Lexy J. Moleong, M.A. 1989.4-8)
Dari penjelasan singkat diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa penelitian kulitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
2.3.2
Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya banyak
dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data tersebut, serta penampilan darih asilnya. Demikian juga pemahaman akan
kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila juga disertai dengan tabel,
grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. Selain data yang serupa, dalam
penelitian kuantitatif juga ada data berupa informasi kualitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Penelitian kuantitatif
mencakup setiap jenis penelitian yang didasarkan atas perhitungan presentase,
rata-rata, ci kuadrat, dan perhitungan statistic lainnya. Dengan kata lain ciri
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang harus melibatkan diri pada
perhitungan atau angka-angka (Dr. Lexy J. Moleong, M.A. 1989.2)
2.4
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Kulitatif dan Kuantitatif
Pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun
teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal penting agar dapat dicapai
hasil yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan.
Pendekatan yang mana sebaiknya digunakan apakah pendekatan kualitatif atau
kuantitatif? Pembahasan berikut memberikan ulasan singkat mengenai perbedaan
kedua pendekatan tersebut sebagai kesimpulan uraian yang dikemukakan
sebelumnya.
2.4.1
Pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam
konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif lebih mementingkan proses
dibandingkan hasil. Pendekatan Kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel
sebagai obyek penelitian. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan
pengujiannya yang akan menentukan tahapan berikutnya seperti teknik analisa dan
teknik statistik yang akan digunakan. Pendekatan kuantitatif lebih memberikan
makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik.
2.4.2
Pendekatan Kualitatif, dasar teori sebagai pijakan ialah adanya interaksi dari suatu gejala
dengan gejala lain yang ditafsirkan berdasarkan sudut pandang yang bersangkutan
dengan cara mencari makna dari gejala yang sedang diteliti. Pendekatan
Kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada hal-hal yang bersifat
kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata atau terukur.
2.4.3
Penelitian Kualitatif , tujuan utamanya adalah mengembangkan pengertian, konsep-konsep yang
pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai “grounded theory research”. Pendekatan Kuantitatif bertujuan
untuk menguji teori, mengungkap fakta, menunjukkan hubungan antar variabel,
memberikan deskripsi statistik, serta menaksir dan meramalkan hasilnya.
2.4.4 Pendekatan Kualitatif melihat
sifatnya, desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah/berkembang sesuai dengan
situasi lapangan. Desain hanya digunakan sebagai asumsi dalam melakukan
penelitan. Oleh karena itu, desain harus fleksibel dan terbuka. Penelitian
kuantitatif, desainnya terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang
mungkin. Desain penelitian kuantitatif bersifat spesifik dan detil
karena merupakan suatu rancangan yang akan dilaksanakan sebenarnya. Jika
desainnya salah, hasilnya menyesatkan.
2.4.5
Pendekatan Kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejala yang
dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, dan
catatan-catatan lapangan saat penelitian dilakukan. Pendekatan Kuantitatif datanya
bersifat kuantitatif/angka-angka.
2.4.6
Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada
pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sampel didasarkan pada kualitasnya
bukan jumlah. Ketepatan dalam memilih sampel merupakan salah satu kunci
keberhasilan penelitian kualitatif. Sampel dipandang sebagai sampel
teoretis dan tidak representatif. Pada pendekatan kuantitatif, jumlah
sampel besar karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin besar sampel akan
merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif
membutuhkan sampel yang besar maka stratafikasi sampel sangat diperlukan.
2.4.7
Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang
bersangkutan menggunakan teknik observasi terlibat langsung, seperti dilakukan
oleh peneliti bidang antropologi dimana peneliti terlibat langsung dengan yang
diteliti. Jika pendekatan kuantitatif diterapkan maka teknik yang digunakan
berbentuk observasi terstruktur, survei menggunakan kuesioner, dan eksperimen.
Dalam melakukan interview biasanya diberlakukan interview terstruktur untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian
dan jenis data yang diperlukan untuk menguji hipotesis.
2.4.8
Pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang
dibangun antara peneliti dengan sumber data didasarkan pada saling kepercayaan.
Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara
intensif. Apabila sampelnya itu manusia, maka yang menjadi responden
diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian. Dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang
diteliti. Hubungan tersebut seperti hubungan antara subyek dan
obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat obyektivitas yang tinggi.
Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek.
2.4.9
Analisa data dalam penelitian kualitatif bersifat
induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian,
konsep-konsep untuk membangun teori baru. Analisa data penelitian
kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris terhadap teori
yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan
menggunakan sarana statistik.
Berdasarkan uraian di atas, kedua pendekatan tersebut
masing-masing mempunyai keunggulan dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak
memakan waktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya
tidak terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar
dan pada akhirnya hasil penelitian terkontaminasi oleh subyektifitas
peneliti. Pendekatan kualitatif memunculkan kesulitan dalam mengontrol variabel
yang berpengaruh terhadap proses penelitian baik langsung ataupun tidak
langsung. Untuk menciptakan validitas yang tinggi diperlukan kecermatan dalam
proses penentuan sampel, pengambilan data dan juga penentuan alat analisisnya. (Jonathan
Sarwono.2006,257-262.)
Berikut ini
disajikan perbandingan singkat dan secara garis besar yang sifatnya umum antara
kedua jenis penelitian:
Penelitian Kulitatif
|
Penelitian Kuantitatif
|
Kejelasan Unsur: subjek sampel, sumber data tidak mantap dan rinci,
masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent)
|
Kejelasan Unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sample, sumber data
sudah mantap dan rinci sejak awal.
|
Langkah Penelitian: baru diketahui
dengan mantap dan jelas setelah penelitian selesai.
|
Langkah Penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika
persiapan disusun.
|
Hipotesis:
a. Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi
dapat lahir selama penelitian berlangsung. ___Tentatif.
Hasil penelitian terbuka.
|
Hipotesis (jika memang perlu):
a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian.
b. Hipotesis menetukan hasil yang diramalkan.__ a
priori.
|
Desain: desain penelitiannya adalah fleksibel dengan
langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.
|
Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan
hasil yang diharapkan.
|
Pengumpulan Data: kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan
sendiri oleh peneliti.
|
Pengumpulan Data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk
diwakilkan.
|
Analisis Data: dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
|
Analisis Data: dilakukan sesudah semua data terkumpul.
|
(Suharsimi Ari Kunto.2002,11)
BAB III
PENUTUP
3.3
Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang sudah dibahas diatas
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penelitian kulitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati. Sedangkan penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang mana banyak dituntut menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya.
Perbedaannya, Pendekatan kualitatif banyak memakan
waktu, reliabilitasnya dipertanyakan, prosedurnya tidak baku, desainnya tidak
terstruktur dan tidak dapat dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan
pada akhirnya hasil penelitian terkontaminasi oleh subyektifitas peneliti
begitu juga sebaliknya.
Sebagai manusia biasa yang jauh dari
kesempurnaan dan karena keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki, maka
kiranya kepada Dosen pengajar dapat mengoreksi makalah ini, apabila terdapat
adanya kesalahan-kesalahan baik dalam penyajian materi maupun dari segi
penulisan yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan sehingga dapat
menjadi bahan acuan bagi penulisan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur
Penelitian edisi revisi V. Jakarta:PT Rineka Cipta.2002
Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kulitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006
Moleong, Lexy J. Metodelogi
Penelitian Kulitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1989
0 komentar:
Posting Komentar